Tissueku

DETAIL BLOG

Petugas lab memeriksa gulungan besar tisu putih di pabrik.

Bagaimana Tisu yang Anda Gunakan Dibuat?

Table of Contents

Pernahkah Anda berpikir bagaimana selembar tisu yang begitu akrab dalam keseharian bisa sampai di tangan Anda?

Di balik wujudnya yang sederhana dan ringan, terdapat serangkaian proses produksi yang cukup panjang dan melibatkan teknologi canggih di pabrik.

Mari kita telusuri bersama perjalanan menarik ini, mengungkap setiap langkah pembuatan tisu dari bahan mentahnya hingga menjadi produk yang siap menemani berbagai aktivitas Anda.

Bahan Baku Utama Tisu

Kualitas, tekstur, dan bahkan dampak lingkungan dari selembar tisu sangat ditentukan oleh bahan baku utamanya. Industri tisu di Indonesia memanfaatkan beragam sumber serat untuk menghasilkan produk yang kita gunakan sehari-hari.

1. Serat Alami dari Pohon

Bahan utama untuk menghasilkan tisu berkualitas tinggi seringkali adalah serat kayu alami, atau dikenal juga sebagai virgin pulp, yang berasal langsung dari kayu pohon.

Di Indonesia, jenis kayu seperti Akasia dan Eucalyptus umum dimanfaatkan, dan biasanya dibudidayakan secara khusus dalam Hutan Tanaman Industri (HTI) untuk memastikan pasokan bahan baku yang berkelanjutan serta mengurangi tekanan pada hutan alam.

Serat dari pohon-pohon ini menjadi pilihan karena kemampuannya menghasilkan tisu yang lembut sekaligus kuat.

Untuk memperoleh serat selulosa murni dari kayu, prosesnya melibatkan pemasakan potongan kayu dengan larutan kimia tertentu pada suhu dan tekanan tinggi, yang bertujuan melarutkan lignin atau zat pengikat alami dalam kayu.

2. Serat Daur Ulang

Selain serat kayu alami, industri tisu juga banyak memanfaatkan serat daur ulang yang berasal dari kertas bekas, seperti koran atau majalah, sebagai alternatif yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan.

Kertas bekas ini akan melalui tahap penghancuran, kemudian dibersihkan secara intensif melalui proses yang disebut deinking untuk menghilangkan tinta dan berbagai kotoran lainnya sebelum siap diolah lebih lanjut.

Karakteristik tisu yang dihasilkan dari serat daur ulang bisa berbeda dibandingkan dengan yang terbuat dari virgin pulp, terutama dalam hal kekuatan dan kelembutan, tergantung pada kualitas kertas bekas yang digunakan dan kecanggihan proses pemurniannya.

3. Serat Alternatif

Seiring meningkatnya kesadaran akan isu lingkungan, inovasi bahan baku tisu memunculkan penggunaan serat alternatif, dengan bambu sebagai salah satu contoh yang populer.

Bambu dikenal sebagai tanaman yang tumbuh dengan sangat cepat, tidak memerlukan banyak pestisida, dan proses budidayanya dianggap lebih ramah lingkungan dibandingkan sumber serat kayu konvensional.

Lebih lanjut, tisu yang dihasilkan dari serat bambu seringkali diklaim memiliki berbagai sifat alami yang menguntungkan, seperti antibakteri dan hypoallergenic, menjadikannya pilihan menarik bagi sebagian konsumen.

4. Bahan Pendukung Lainnya

Untuk menghasilkan selembar tisu yang sempurna, serat saja tidak cukup. Ada beberapa bahan pendukung vital yang berperan penting dalam proses produksi.

a. Air

Air memegang peranan krusial dalam proses pembuatan tisu dan dibutuhkan dalam volume yang sangat besar. Penggunaan utamanya adalah dalam tahap pembuatan bubur kertas atau pulping, serta selama proses pembentukan lembaran tisu di mesin pabrik.

b. Bahan Kimia

Berbagai jenis bahan kimia juga memegang peranan penting untuk mencapai kualitas tisu yang diinginkan. Bahan pemutih, misalnya, digunakan untuk menghasilkan warna putih cerah pada tisu; saat ini, metode pemutihan yang lebih ramah lingkungan seperti Elemental Chlorine Free (ECF) yang menggunakan Klorin Dioksida, atau Totally Chlorine Free (TCF) yang menggunakan Hidrogen Peroksida atau Ozon, semakin banyak diadopsi oleh industri.

Selain itu, ditambahkan pula bahan penguat untuk memastikan tisu tidak mudah sobek saat digunakan, pelembut untuk memberikan tekstur yang lebih nyaman di kulit, serta perekat tipis yang berfungsi untuk menyatukan beberapa lapisan pada jenis tisu tertentu atau pada tahap konversi lainnya.

Berikut adalah tabel yang merangkum perbandingan karakteristik bahan baku utama tisu:

Jenis Bahan BakuSumber Utama UmumBeberapa Keunggulan Utama
Serat Alami (Kayu)Hutan Tanaman Industri (Akasia, Eukaliptus)Kualitas serat konsisten, kelembutan dan kekuatan baik
Serat Daur UlangKertas bekas domestik dan imporMengurangi limbah kertas, potensi biaya lebih rendah
Serat BambuPerkebunan bambuPertumbuhan cepat, ramah lingkungan, sifat alami baik

Tahapan Produksi Tisu di Pabrik

Setelah bahan baku utama dan pendukung disiapkan, serangkaian tahapan mekanis dan kimia yang kompleks akan mengubahnya menjadi helai-helai tisu yang kita gunakan sehari-hari. Proses ini membutuhkan presisi dan skala produksi yang besar.

1. Pembuatan Bubur Kertas

Langkah awal dalam perjalanan pembuatan tisu adalah mengubah bahan baku serat menjadi substansi setengah jadi yang disebut bubur kertas atau pulp.

Untuk bahan baku yang berasal dari kayu atau bambu, potongan-potongan bahan tersebut akan diolah secara kimia atau mekanis guna memisahkan serat selulosa murni dari komponen lainnya seperti lignin.

Sementara itu, jika menggunakan bahan daur ulang, kertas bekas akan terlebih dahulu dihancurkan menjadi potongan kecil, dicampur dengan air dalam sebuah tangki besar (pulper), dan dibersihkan dari tinta melalui proses deinking.

Setelah serat berhasil dipisahkan atau dimurnikan, pulp tersebut kemudian dicampur dengan sejumlah besar air hingga membentuk suspensi encer yang homogen, dikenal sebagai slurry, yang siap untuk tahap pengolahan berikutnya.

2. Pemurnian dan Pemutihan

Bubur pulp yang dihasilkan dari tahap pulping kemudian akan melalui proses pemurnian dan pemutihan lebih lanjut.

Tujuannya adalah untuk mencapai standar kualitas dan kebersihan yang diinginkan, serta menghilangkan sisa-sisa lignin, partikel kotoran halus, dan residu bahan kimia dari proses sebelumnya.

Bubur kertas ini akan dicuci berulang kali dan dilewatkan melalui serangkaian saringan dengan berbagai ukuran.

Proses pemutihan selanjutnya bertujuan untuk mendapatkan warna putih cerah yang diinginkan konsumen pada produk tisu.

3. Pembentukan Lembaran

Setelah bubur pulp mencapai tingkat kemurnian dan keputihan yang ideal, tahap selanjutnya adalah mengubahnya menjadi lembaran tipis. Bubur pulp yang sangat encer (slurry) dipompakan ke bagian kepala (headbox) dari mesin pembuat kertas raksasa, yang umumnya bertipe Fourdrinier.

Dari headbox, slurry kemudian dituangkan atau disemprotkan secara merata ke atas sebuah ayakan berjalan (moving wire mesh atau forming fabric) yang sangat lebar dan panjang.

Saat slurry bergerak di atas ayakan, sebagian besar kandungan airnya akan tiris ke bawah, menyebabkan serat-serat selulosa mulai saling bertautan dan membentuk lapisan basah yang tipis.

Lembaran basah ini kemudian dilewatkan melalui serangkaian rol penekan (press rolls) untuk mengeluarkan lebih banyak air dan memadatkannya.

4. Pengeringan dan Pembentukan Tekstur

Lembaran yang telah melalui tahap penekanan masih mengandung sejumlah air dan perlu dikeringkan sepenuhnya.

Metode pengeringan yang paling umum digunakan dalam pembuatan tisu adalah dengan menggunakan silinder berdiameter besar yang dipanaskan dengan uap, yang disebut Yankee Dryer.

Lembaran kertas basah ditempelkan pada permukaan silinder yang panas ini, sehingga sisa air dalam lembaran menguap dengan cepat.

Seringkali, pada permukaan Yankee Dryer, sebuah pisau tipis yang disebut creping doctor blade dipasang.

Pisau ini berfungsi untuk mengeruk atau mengikis lembaran kertas yang hampir kering dari permukaan silinder, sebuah proses yang disebut creping.

Proses inilah yang menciptakan tekstur kerut (crepe) yang khas pada permukaan tisu, memberikan sifat lembut, elastis, dan meningkatkan daya serap pada produk akhir.

5. Konversi Menjadi Produk Jadi

Setelah lembaran tisu kering dan keluar dari mesin kertas dalam bentuk gulungan besar (disebut jumbo roll atau parent reel), proses selanjutnya adalah tahap konversi. Di tahap ini, gulungan besar tersebut diubah menjadi produk tisu jadi yang siap dipasarkan.

Jumbo roll dapat dilewatkan melalui serangkaian rol pemadat atau mesin embosser untuk memberikan pola atau motif tertentu pada permukaan tisu.

Proses embossing ini tidak hanya berfungsi untuk estetika, tetapi juga dapat meningkatkan daya serap dan membantu menyatukan beberapa lapisan tisu jika produk tersebut adalah tisu multi-lapis.

Untuk membuat tisu multi-lapis, beberapa lembar tisu dari jumbo roll yang berbeda digabungkan menjadi satu.

Selanjutnya, jumbo roll yang sudah diproses kemudian dipotong secara longitudinal (slitting) menjadi gulungan-gulungan dengan lebar yang lebih kecil sesuai dengan ukuran produk akhir.

Gulungan-gulungan yang lebih kecil ini kemudian dipotong melintang (cutting) menjadi unit-unit produk individual.

Untuk produk seperti tisu wajah dalam kotak atau tisu serbet, lembaran tisu yang telah dipotong sesuai ukuran akan dilipat secara otomatis oleh mesin pelipat khusus.

6. Pengemasan

Produk tisu yang telah selesai dikonversi kemudian akan melalui tahap pengemasan sebelum didistribusikan ke pasar.

Tisu yang sudah dipotong dan dilipat akan dimasukkan ke dalam kemasan primer, misalnya plastik pembungkus untuk gulungan tisu toilet atau kotak karton untuk tisu wajah.

Setelah itu, produk dalam kemasan primer ini seringkali dikelompokkan dan dimasukkan ke dalam kemasan sekunder, seperti bundel plastik yang berisi beberapa gulungan tisu toilet. Ini dilakukan untuk memudahkan proses distribusi dan penjualan hingga sampai ke tangan Anda.

7. Kendali Mutu

Untuk memastikan bahwa produk tisu yang dihasilkan memenuhi standar dan aman bagi konsumen, proses kendali mutu dilakukan secara ketat di seluruh tahapan produksi.

Kualitas tisu akan diperiksa secara berkala dan sistematis, mulai dari penerimaan bahan baku, selama proses produksi di setiap mesin, hingga produk jadi sebelum dikemas dan didistribusikan.

Beberapa parameter kualitas yang umum diuji meliputi kelembutan tekstur, kekuatan tarik agar tidak mudah sobek, daya serap air atau minyak, berat dasar atau gramatur, tingkat kecerahan atau warna, serta ada tidaknya kontaminan. Semua ini bertujuan agar produk yang Anda gunakan terjamin kualitasnya.


Kini Anda telah mengetahui bahwa selembar tisu yang sering Anda gunakan ternyata melalui perjalanan yang cukup rumit dan penuh perhatian terhadap detail.

Dari pemilihan bahan baku hingga sentuhan akhir di mesin konversi, setiap langkah bertujuan untuk menghasilkan produk yang fungsional dan nyaman untuk Anda.

Semoga informasi ini menambah wawasan Anda tentang salah satu benda yang begitu akrab dengan keseharian kita.